Baru mulai setrika baju, dapat lipatan pertama..
tiba-tiba.. raden mas kecil mendekat dan bergegas mengambil lipatan pertama itu tadi.
Seketika itu pula ibu langsung siyookk!! 😱
Buibu pasti tau lah betapa berharganya baju yang sudah disetrika dengan rapi. Kalau-kalau ada yang berantakin itu, jangan heran nanti bakalan ada bunyi samurai yang keluar dari selongsongnya. 😏
"mau dicipen.. mau dicipen.." kata Keanu.
Belum lagi saat masak ada seorang asisten yang selalu datang tanpa diminta. Lalu dia mencoba mengambil pisau dari tangan ibu,
"Nunu yang iyis-iyis tepe."
Lalu saat ibu khawatir dengan kulit yang terbakar karena belum sempat mandi dan pakai skincare saat jemur pakaian di jam jam kesiangan 😂, manusia kecil itu datang mendekati bak cucian dan mengambil beberapa potong pakaian basah itu. Dia bawa kesana kemari dengan sebuah gantungan baju di tangan yang lainnya,
"Nunu yang gantungan.. Nunu yang gantungan.."
Maksudnya Keanu mau pasang, gantung baju basah itu di tali jemurannya.
Eeeh.. tiba-tiba baju basah yang dia pegang jatuh ke tanah.. 😭
Alih-alih ngomel-ngomel, dalam kondisi-kondisi semacam itu, seringkali ibu belajar untuk mencoba tahan emosi jiwa yang membuncah di dalam dada. Oh yaaa..
"Lihatlah.. anakmu yang sudah semakin besar itu. Dia mengerti ibunya sedang bekerja, dan dia sudah tidak sabar ingin membantu. Jangan runtuhkan niat baik dalam hati besarnya si kecil untuk membantu ibunya."
Biarkanlah dia dengan kemauannya untuk membantu.
Biarkanlah dia menjadi manusia yang memiliki inisiatif.
Biarkanlah itu menjadi kebiasaannya kelak, manakala ia melihat seseorang, dia tidak akan betah jika hanya sekedar diam.
Bukankah itu yang setiap orang tua mau?
dan saya percaya kalau hal semacam itu tercipta karena hati yang hebat. dan hati yang besar tidak hadir dengan sendirinya, melainkan diciptakan.
Diciptakan oleh lingkungan terdekat si pemilik hati.
Saat kita bicara tentang balita, yang menjadi lingkungan terdekat mereka sudah tentu orang tuanya.
Jadi.. biarkanlah kita yang mengalah dengan pekerjaan yang harus dikerjakan dua kali atau bahkan berkali lipat.
Biarkanlah mereka tetap bisa bereksplorasi dengan seisi rumah dengan tanpa perasaan 'ini tidak boleh, itu tidak boleh.
Karena rumah ideal yang terdapat balita di dalamnya bukan lah rumah yang selalu bersih, rapi, dan yang kaca jendelanya bisa buat orang kejedot saking bersihnya..
Mari kita bersama berlapang dada lah wahai ibu..
Anak kita sedang mencari tahu tentang dunia dan isinya.. Mari kita doakan anak kita kelak saat dia sudah tahu tentang dunia dan isinya, dia tidak akan diperbudak olehnya.
Bersabarlah wahai ibu..
Segala jerih payah mu merawat dan melayani keluarga mu tak akan sia-sia.
Berdamailah dengan setrikaan yang diacak2 lagi.
Berdamailah dengan cucian kotor yang tak habis-habis.
Berdamailah dengan segelas susu yang tumpah di atas kasur.
Berdamailah dengan semua hip hip hura yang ada di dalam rumah karena ulah anak-anak kita.
Jangan lantas habis-habisan memarahi mereka atas hal yang mereka tidak mengerti.
Mereka tidak pernah bermaksud membuat ibu capek.
Mereka tidak pernah bermaksud membuat ibu sedih.
Mereka tidak pernah bermaksud membuat ibu marah.
Mereka hanya tidak menyadari apa yang sedang mereka lakukan..
Selain itu.. kami ucapkan terima kasih untuk para ayah..
Yang mengerti dan tidak pernah menuntut isi rumahnya selalu rapi..
Yang membantu sang istri walau hanya menaruh handuk pada tempat semula..
Yang mungkin mau membuatkan sepiring nasi goreng dikala weekend untuk disantap bersama..
Yang selalu menanyakan apakah istrinya baik-baik saja dengan segala A-Z bersama anak dan rumah..
Yang selalu berkata "aku sayang padamu.." dengan caranya masing-masing..
Karena seorang ibu harus tetap menjaga kewarasan dirinya. Dan kewarasan seorang ibu itu salah satunya didapat dari figur sang suami yang selalu ada. Selalu ada bukan hanya dalam bentuk fisik, tetapi dukungan moril.
Terima kasih, suamiku..
Love,
Firdausah Amalia.
Foto : Keanu Baca Buku |
Komentar
Posting Komentar