IMAJINASI DAN TUMBUH KEMBANG ANAK

Bicara tentang imajinasi anak, memang apa pentingnya imanjinasi bagi anak?


PENTING DONGGGG !!

Dikutip dari The Asian Parents, imajinasi anak memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Membuat anak terampil bersosialisasi dan berkomunikasi. 

2. Membuat anak mampu berpikir kreatif dan menganalisa. 

3. Memperkaya pengetahuan anak. 

4. Membuat anak lebih percaya diri, mandiri dan mampu bersaing. 

5. Memunculkan bakat anak. 

Waaah.. ternyata dahsyat ya manfaat imajinasi itu. Hal yang sepertinya tidak terlalu menghasilkan manfaat secara kasat mata. 

Di masa balita, imajinasi merupakan bagian dari tugas perkembangannya. Sementara pada anak usia sekolah, imajinasi anak berada pada tahap intensitas paling kuat. Sehingga anak memiliki daya menghafal paling kuat, memorisasi yang paling kuat dengan materi ingatan yang paling banyak. 

Tapi sayangnya mamak bapak yang dirahmati Allah, imajinasi anak tidak tumbuh sama pada setiap anak. Jadi perlu upaya untuk membangun imajinasi anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dan di sini peranan orang tua sangatlah penting melebihi apapun.

 Lalu, bagaimana cara mengoptimalkan perkembangan imajinasi anak? Jawabannya... Salah satunya melalui membaca. Seperti apa yang ditulis oleh Richard Purba dalam Membaca dan Berimajinasi (2015) bahwa kemajuan seorang manusia tidak terlepas dari imajinasi otak yang kuat (bukan hanya luas!) dan membaca adalah alat bantunya. 

Karena kita sedang merujuk pada anak dan balita, mari kita kerucutkan jenis membaca yang sesuai untuk balita dan anak-anak, yaitu READ ALOUD. Read Aloud atau dalam bahasa indonesia dikenal dengan Membaca Nyaring, merupakan salah satu metode membacakan buku untuk anak. Metode ini diperkenalkan oleh Jim Trelese dalam bukunya The Read Aloud Handbook. 

Read Aloud adalah metode mengajarkan membaca yang paling efektif untuk anak-anak karena dengan metode ini kita bisa mengkondisikan otak anak untuk mengasosiasikan membaca sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan. Juga menciptakan pengetahuan yang menjadi dasar bagi si anak, membangun koleksi kata/kosakata (vocabulary), dan memberikan cara membaca yang baik (reading role model). Asyik ko buibu pakbapak.. anak-anak pasti suka. Balita apalagi. 

Pernah suatu malam, saya dan suami sudah tidak kondusif, dilanda ngantuk karena waktu sudah cukup malam. Bahkan terlalu malam untuk Keanu yang belum genap 2 tahun untuk masih terjaga. Keanu merengek-rengek mau keluar dari kamar. Dia belum bisa buka pintu sendiri. Diajak ini itu, dirayu ini itu, dia gak mau. Sampai akhirnya menangis. Kalau kondisi begitu, sudah tentu lebih susah diajak negosiasi. Akhirnya saya ambil sebuah buku miliknya. Kemudian saya baca bukunya dengan suara nyaring, penuh ekspresi dan intonasi yang seru. In the other word, saya baca bukunya agak heboh. 

Saya tidak mengajak Keanu membaca, saya biarkan dia menangis. Tetapi.. saya yang asyik baca buku sendiri itu nyatanya bikin Keanu kepo. Tak lama setelah saya mulai membaca, Keanu berhenti menangis dan menghampiri saya. Dia nimbrung mamaknya yang lagi asyik sama buku miliknya. Tadaaaa.. Langsung lah dia lupa sama keinginannya untuk bermain di luar kamar. 

Masya allah.. memang para pakar itu gak asal ngomong ya. Mereka telah meneliti dengan seksama. Dan benar saja. Saya pun sudah mengalani sendiri dahsyatnya read aloud. Membaca buku bukanlah menjadi aktifitas yang menakutkan bagi Keanu. Dan saya bisa bertestimoni, kalau perkembangan linguistik nya Keanu yang baik ini salah satunya karena dibacakan buku. 

Sekarang usianya 2 tahun 4 bulan. Alhamdulillah keanu sudah memiliki cukup banyak kosa kata, sudah mulai bicara dengan struktur kalimat yang lengkap, misalnya "Ayah mau kemana?" "Semutnya maem ulat bulu. " meskipun kadang masih ada susunan kata yang kebalik, "siapa ee yang disitu?" yang seharusnya "siapa yang ee disitu?"  Juga imajinasinya yang berkembang dengan baik. Awalnya saat dia melihat daun singkong, dia langsung berseru, "ikan!" Mungkin karena ujungnya yang meruncing seperti bentuk kepala ikan. Semua yang berbentuk menyerupai ikan, akan dia namai ikan. 

Kemarin Keanu minta dibuatkan palu dari kardus. Sudah jadi palunya, dia minta paku. Saya tambah dengan gergaji. Eh.. dia minta nambah buat kayu. Setelah 4 komponen itu ada, surprisingly, dia bilang mau buat rumah. Selang beberapa saat keanu tepuk tangan sambil berkata "sesaaay! Sesaay buat wumahnya!" Dengan hasil kayu-kayuan yang hanya ditumpuk setelah sebelumnya dia pukul-pukul pakai palu dan dia gergaji. 

 Ada lagi saat dia bermain dengan binatang-binatang kertasnya, "ulel pitonnya maem ikan taus." Dari bentuk aja sudah impossible ya ada ular piton makan paus, belum lagi habitatnya yang gak mungkin banget mereka bisa hangout bareng sampai ribut jadi ada yang dimakan.  Saya mengiyakan, tetapi kemudian saya memberikan penjelasan bahwa hal itu hanya imajinasinya, tidak terjadi dalam kehidupan nyata. Seneng loh.. lihat anak berhasil distimulus. 

Bacain buku ga harus yang mahal ko. Apapun bisa dibuat media utk read aloud bersama anak. Kuncinya hanya konsisten. 

Saat usia sekitar 4 bulan, bukunya Keanu yang pertama adalah buku bantal. Kemudian ke boardbook seharga belasan ribu kalau tidak salah. Isinya hanya gambar-gambar dengan namanya dengan tampilan 'ala kadarnya'. Saya pilih boardbook karena jenis ini yang dirasa paling aman dan awet tentunya. Semakin besar, tambah lagi beberapa boardbook, dan sekarang lagi baca halobalita. Halobalita ini boardbook juga lhoo.. #Ehmalahngiklan 

Balik lagi ke imajinasi ya.. imajinasi memiliki pernanan yang sangat penting bagi perkembangan otak balita dan anak. Dan sebagai orang tua, jangan sampai kita lalai dari peran kita sebagai orang terdekat yang seharusnya mengoptimalkan tumbuh kembang anak. 

Mau bacakan buku? 

Saya yakin tidak ada pakar parenting yang akan bilang "tidak boleh. Itu tidak berfaedah. Percuma buang duit buat buku." Mau pakai media lain? Silakan.. Yang jelas, saya tekankan sekali lagi, jangan sampai kita gak sayang uang puluhan bahkan ratusan ribu kita belanjakan mainan anak tanpa rasa bersalah. Tapi beli buku tiga bulan sekali aja enggak. 😉

Love,


Firdausah Amalia.




Komentar